Minimum Viable Product atau MVP produk merupakan suatu serangkaian produk yang dirancang dengan fitur serta karakteristik yang cukup untuk memuaskan pengguna pada awal dan menerima informasi atau feedback di awal. MVP dibuat agar fitur terbaru dapat dirancang setelah proses pengembangan awal sehingga tidak membuang banyak uang dan juga lebih mudah diterima konsumen.
Metode MVP dikembangkan oleh Eric Ries, seorang konsultan startup yang bertujuan untuk meminimalkan pengembangan produk dengan memaksimalkan input atau pembelajaran tervalidasi dari contoh produk sederhana. Meski dikenal dengan nama minimum, MVP bukan soal menciptakan produk minimalis. Di sisi lain, MVP dicapai dengan membebankan biaya tambahan untuk produk awal dan kemudian menghabiskan banyak energi untuk berbicara dengan pelanggan potensial.
Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dimaksimalkan melalui berbagai masukan dari calon konsumen untuk menghasilkan produk akhir yang sempurna. Ini digunakan untuk menjangkau pasar dengan lebih mudah dan efisien. Menurut Forbes, konsep MVP tampaknya sederhana dan sering disalahpahami.
Namun, dalam mencari produk yang sempurna itu, beberapa perusahaan kehilangan fokus pada nilai-nilai inti dan mencoba menjejalkan beberapa fitur ke dalam satu produk. Hal ini menyebabkan kegagalan MVP dan pengembang membuang-buang uang dan waktu. Faktanya, MVP adalah produk entry-level sederhana yang berfokus pada penyajian dan pengumpulan umpan balik dari para calon pelanggan. Contoh produk yang dekat dengan kita dalam hal MVP ini adalah handphone. Kita mengenal ponsel sebagai alat komunikasi jarak jauh yang praktis.
Dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi, istilah ponsel pun menjadi ponsel pintar. Fungsi produk ini tetap mengutamakan esensinya dalam hal kemudahan komunikasi jarak jauh. Namun, ponsel terus berkembang sehingga melalui berbagai fitur canggih dapat memenuhi kebutuhan berbagai aspek kehidupan hingga menjadi smartphone.
Tahap membuat Minimum Viable Produc
Dalam pembuatan MVP harus dilakukan dengan tahap-tahap yang sangat terstruktur. Berikut adalah beberapa tahap yang harus dilakukan perusahaan untuk memahami konsep dan penggunaannya.
1. Mengidentifikasi prospek bisnis serta kebutuhan pasar
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan apakah pasar sasaran membutuhkan produk Anda. Penting juga untuk menganalisis apa yang dilakukan kompetitor Anda dan menentukan bagaimana Anda dapat membuat produk Anda menonjol. Hal ini dilakukan agar Anda dapat menciptakan produk MVP yang tepat untuk kebutuhan pasar dan prospek bisnis Anda. Namun, ini tidak berarti bahwa Anda harus membangun fungsi yang canggih dan komprehensif ke dalam produk. Berkonsentrasilah pada yang paling penting dan esensial dari produk yang akan diuji. Sehingga produk yang Anda buat benar-benar menyelesaikan masalah banyak orang.
2. Memetakan sudut pandang pengguna terhadap produk
Sudut pandang pengguna menjadi salah satu bagian penting yang harus di mengerti oleh perusahaan. Hal ini guna memastikan MVP yang Anda buat dapat memberikan pengalaman yang baik kepada pelanggan. Anda juga harus memperhatikan pengalaman pelanggan Anda. Misalnya, jika Anda membuat aplikasi, Anda dapat melihat betapa mudahnya pelanggan menggunakan aplikasi tersebut. Mengetahui pengalaman dapat membantu Anda mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan dikembangkan. Selain itu, Anda dapat mengambil tindakan untuk memecahkan masalah produk dan memastikan bahwa kepuasan pelanggan selalu diutamakan. Data ini sangat penting untuk perkembangan produk Anda, karena reaksi dan asumsi yang datang dari pengguna dapat menjadi gambaran bagaimana produk tersebut akan diluncurkan nantinya.
3. Membuat gain map pengguna
Gain map tidak kalah penting untuk menunjukkan kesulitan dan kekurangan produk yang dirasakan pengguna. Hal ini merupakan bagian penting karena dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas produk. Anda mampu mengenali kesulitan pengguna, dan reaksi mereka terhadap produk. Catat kesulitannya sehingga Anda tahu solusi mana yang harus Anda lakukan.
4. Menentukan fitur yang akan dibuat
Langkah selanjutnya adalah menentukan fitur yang akan dibuat. Prioritaskan fitur-fitur yang paling dibutuhkan oleh pasar sasaran dan pastikan fitur-fitur tersebut berhubungan dengan produk. Hindari menyematkan fitur yang terlalu sulit dipahami konsumen. Cobalah untuk membuat fitur-fitur ramah pengguna, solusi untuk masalah saat ini dan inovasi yang ingin Anda kembangkan. Untuk fitur-fitur lainnya, Anda bisa menambahkan jika mencoba ide bisnis ini memberikan hasil yang positif.