Sebagai orang tua, pastinya Anda ingin memiliki buah hati yang cerdas, pintar dan mudah menyesuaikan diri dengan hal-hal di sekelilingnya. Namun perlu diketahui bahwa sebagian anak mengalami kondisi gangguan belajar sehingga membuatnya terlihat seperti ketinggalan dibandingkan dengan teman seusianya. Gangguan belajar pada anak terutama pada kemampuan mengenal dan menggunakan huruf ini disebut dengan disleksia. Apa itu Disleksia dan bagaimana gejala serta cara membesarkan anak dengan kondisi tersebut? Berikut ini uraian yang perlu bapak ibu baca.
Disleksia merupakan kondisi gangguan belajar seperti kesulitan membaca, menulis, hingga berkomunikasi. Kondisi ini sebenarnya tidak hanya terjadi pada anak-anak namun juga dengan orang dewasa. Hanya saja orang dewasa lebih bisa beradaptasi dibandingkan dengan penderita yang masih anak-anak sehingga tidak terlihat jelas. Anak dengan disleksia akan mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata dan menuliskannya. Kondisi ini juga berpengaruh pada kemampuan anak belajar bahasa asing namun tidak mempengaruhi kecerdasan seseorang. Anak dengan disleksia bukan berarti bodoh atau lamban dalam berfikir hanya saja mengalami kesulitan dalam mengidentifikasikan huruf dan kata. Karenanya anak dengan disleksia cenderung cerdas dalam hal-hal yang tidak berhubungan dengan baca tulis seperti seni, hafalan dan ketrampilan.
Gejala Disleksia bisa muncul di usia 1 atau 2 tahun karena pada usia inilah umumnya anak-anak mulai belajar komunikasi. Anak dengan disleksia di usia ini akan menunjukkan gejala diantaranya:
- Mengalami perkembangan kemampuan komunikasi yang lamban.
- Kesulitan dalam memilih kata untuk berkomunikasi atau menjawab pertanyaan.
- Kesulitan untuk memahami makna sebuah kalimat.
- Kesulitan dalam mempelajari bahasa asing.
- Kesulitan dalam mengenal huruf sehingga sukar mengeja, menulis, membaca dan berhitung.
- Menghindari aktifitas menulis dan membaca.
- Kesulitan membedakan huruf yang mirip atau yang memiliki suara baca yang mirip.
- Kesulitan menggunakan imbuhan, akhiran dan sisipan.
Apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang memiliki disleksia? Hingga saat ini penyebab disleksia belum diketahui dengan pasti, namun kelainan gen menjadi penyebab kuat terjadinya kondisi ini. Sedangkan pemicu terjadinya kelainan gen sendiri bisa dari kelahiran yang prematur atau bayi dengan berat badan rendah. Untuk ibu yang sedang hamil jangan sampai terkena paparan nikotin, alkohol apalagi obat-obatan NAPZA selama masa kehamilan. Selain itu resiko anak terkena disleksia juga akan meningkat jika di dalam anggota keluarga ada yang memiliki kondisi tersebut.
Lalu bagaimana cara merawat atau membesarkan anak dengan kondisi disleksia? Disleksia sendiri hingga sekarang sukar untuk disembuhkan. Namun bukan berarti anak dengan disleksia tidak bisa hidup dan berkembang seperti anak lain. Anda sebagai orang tua harus bisa menerapkan metode pembelajaran yang lain dimana anak akan bisa mengerti dengan lebih mudah. Anda bisa meminta tolong kepada para pakar anak dengan disleksia tentang metode pembelajaran yang lebih mudah diterima. Perlu juga diingat bahwa karena kemampuan baca tulis dan komunikasinya yang terganggu, anak akan tertinggal di pelajaran sekolahnya. Anda tak boleh marah karena hal tersebut justru akan membuat si kecil lebih tertekan.
Uraian apa itu disleksia tersebut di atas bisa menjadi wawasan bagi Anda para calon orang tua agar lebih perhatian terhadap kondisi si kecil termasuk mental dan kemampuan komunikasinya. Penderita disleksia juga bisa hidup dan bersosialisasi seperti anak lainnya dikemudian hari bahkan menjadi orang yang pintar dan cerdas asalkan keluarga dan lingkungan memberikan support yang dibutuhkan.